Saya Ingin Menjadi Programmer

Saat kamu mengatakan “saya ingin jadi programmer” ke orang banyak, yang dipikirkan macam macam. Ada yang berpikir programmer adalah orang yang memprogram acara televisi atau orang yang merancang bangunan. kata programmer ini masih sangat luas bila diucapkan di khalayak umum, tetapi menjadi spesifik saat berbicara soal software.

Setiap orang memiliki motivasi masing masing untuk jadi programmer, termasuk kamu. Mungkin karena melihat temen yang menurut pendanganmu dia itu keren atau kamu yang mikir kalau programmer ini punya masa depan yang cerah. Karena sangat dibutuhkan di masa percepatan pertumbuhan teknologi kedepannya.

Apapun itu yang menjadi motivasimu akan menggerakkan otak kita setidaknya untuk berfikir “Gimana cara jadi programmer?”

Buku pergerakan awal

Tekad setidaknya sudah ada, bukan hanya sekedar ingin, kamu mungkin akan mencari dan membaca dari banyak artikel, video atau bahkan mencari cari buku yang hanya kamu lihat judulnya saja.

Awal kita menulis kode program, kita berada di posisi yang mana rasa semangat belajar sangat tinggi, kita ingin mempelajari banyak hal, ingin tahu apa itu variabel, apa itu tipedata, apa itu looping dll.

Dengan atau tanpa keraguan kamu akhirnya tetap menulis kode, kamu mulai mencari tutorial untuk diikuti, dimulai dari setup code editor dan setting lingkungan kerja lainnya. Beruntungnya kita bila tidak ada masalah dalam langkah ini, tetapi jadi masalah bila yang terjadi adalah sebaliknya.

Tekat kita diuji untuk pertama kalinya “kayaknya susah” dan kamu udah nyari banyak banget tutorial dan akhirnya menemukan tutorial yang pas. Hal ini akan terus ditemukan, mulai dari kita yang baru belajar sampai orang yang sudah expert akan merasakan hal yang sama. Waktu programmer akan banyak dihabiskan hanya untuk setup lingkungan kerja lalu sisanya dipergunakan untuk menulis program.

Berlari menuju tak terbatas

Mulai belajar programming ini, kita jadi jarang tidur karena setiap hari memikirkan materi yang telah kita pelajari, tentang cara menulis kode nya, cara alternative menulis kode dan tentu aja cara solve masalah saat itu terjadi.

Rasa ingin belajar kamu terus meningkat, apalagi di masa ini pengetahuan sudah bertambah yang memperkuad tekat untuk jadi programmer handal. Hal asik yang kamu rasakan disini adalah, kamu merasa mengikuti pelajari dengan baik, sangat mudah dicerta membuatmu merasa spesial. Perlahan kamu jadi mengetahui apa itu variabel, apa itu tipe data, apa itu looping.

Obrolan kamu sudah mulai nyambung saat bicara soal programming dengan temanmu, mulai mengerti arah pembicaraan yang sebelumnya tidak kamu ketahui istilah istilah dalam dunia ini.

Kamu jadi menambah waktu menonton video atau mengikuti tutorial untuk menyelesaikan materi yang saat ini diikuti. itu sangat baik tentu saja.

Menuju Kurva Huruf W

Kita “merasa” sudah pelajari semua, kita berada di puncak rasa keingin tahuan, setidaknya itu yang dirasakan. Pertanyaan pertanyaan yang sebelumnya membuat kamu terbangun dari tidur tidak muncul lagi dari benakmu.

Ini masa huruf W. Kita sudah menyelesaikan materi materi tentang bahasa pemrograman yang ingin kita pelajari. Kini pertanyaan yang sebelumnya muncul persoalan menulis kode dan masalah masalah didalamnya berubah menjadi 1 kebingunan atas pertanyaan “sekarang apalagi?”.

Akhirnya kita merasa bahwa “butuh referensi” yang lain untuk belajar, kemudian kita mencari buku buku seputar programming. kita menemukan situs gratis yang bagus banget dan kita mendownload semua buku disana, sampai habis tak tersisa halaman untuk menekan tombol selanjutnya.

Senang sekali karena semua buku buku tadi sudah terdownload dari situs yang dipikir bagus. Kita mulai membaca buku itu satu persatu memilih acak buku yang dipilih atau berurutan.

Rasa senang karena menemukan buku yang “bagus bagus ” rupanya perlahan hilang, “materi ini udah saya pelajari” lalu kita lewati bagian bagian yang menurut kita “udah dipelajari” sampai akhirnya buku itu berakhir “buku ini ngga bagus” dan kita mengambil buku lainnya.

Ternyata perasaan yang sama juga datang saat kita membaca buku lainnya. Buku yang kita pikir hanya mengajarkan hal yang sama, karena sudah merasa penguasai materi materi dasar tersebut. Karena kegagalan dalam 2 buku tadi, kita jadi berfikir bahwa semua buku yang di download sebelumnya tidak ada yang bagus.

Kemudian pikiran muncul lagi “sekarang apalagi?” itu semua ngga cukup. Kita memutuskan untuk membuat program sederhana, tetapi masalah terjadi lagi. “Mulai darimana?” kita bahkan bingung mulai dari mana untuk menulis program.

Berusaha ke huruf V

Itu kisah yang banyak dialami orang yang belajar bukan hanya programming mungkin. Akhirnya kita sadari bahwa, ketika kita belajar dan hanya mengikuti 100% maka otak kita tidak bekerja maksimal. Kita hanya menggerakan jari untuk mengikuti kode kode yang dipikirkan oleh orang lain, sedangkan otak tidak berfikir.

Setidaknya masalah masalah yang diutarakan diatas dapat diatasi pada awal kali belajar bahasa pemrograman pada masa pembentukan pola berfikir.

Tidak mau ribet

Bila menghadapi sebuah masalah dalam kode, jangan pernah mencari di internet sebelum kamu mencoba. Jawaban tepat dari pertanyaan “kenapa?” adalah karena otak kita jadi terbiasa, mungkin untuk beberapa hal yang bersifat basic.

Kamu bakal mudah nemuin jawaban atas masalahmu, tetapi bila dihadapkan dengan permasalahan yang lebih komplek kedepannya, maka kita tidak bisa apa apa karena otak kita tidak terlatih untuk menyelesaikan masalah.

Menganggap remeh ilmu

Mungkin kamu saat melihat “flutter basic” lalu kamu hanya baca judulnya saja, kamu sudah bilang “ini saya sudah bisa”. Padahal, kamu sebenarnya sedang di kecoh oleh otak karena ketidak mauan otak untuk berfikir hal yang berulang.

Semua buku mengajarkan hal yang berbeda, bahkan bila 99% kamu ketahui isinya itu akan menstimulus otak kita. Dengan begitu kita akan mengatakan “wah ini aku udah bisa” lalu dengan melanjutkan membaca kita akan mengatakan “oh iya tentang materi ini saya hampir lupa” . Jadi dengan begitu akan mengingatkanmu kembali, setidaknya akan memperbarui ingatan.

Ubah bentuk aplikasi saat belajar

Saat kamu udah merasa bosan dengan aplikasi CRUD sederhana, maka cobalah aplikasi yang menurutmu komplek. cobalah pelajari bagaimana alur sistem itu bekerja. Dari masalah masalah yang ada, kamu akan belajar lagi. Mungkin saat membuat aplikasi penjadwalan, kamu akan menanyakan “bagaimana cara membuat reporting bulanan?” kamu akan belajar dari pertanyaan pertanyaan itu.

Kembali ke inti

Pada akhirnya kita kembali kepada awal yaitu problem solving, apa yang kamu buat haruslah menyelesaikan persoalan yang ada.

Baca juga: Membuat Authentikasi JWT di golang